BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Bisnis adalah
kegiatan memproduksi barang dan jasa untuk memuaskan konsumen dan pihak terkait
lainnya, dalam rangka mencari laba. Dengan demikian, bisnis yang layak
dilakukan adalah bisnis yang menghasilkan laba.
Dalam kenyataan
kehidupan sehari-hari, ditemukan bahwa setiap usaha atau bisnis menyimpan tiga
kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu: pertama laba, kedua impas, dan ketiga
rugi. Semua pelaku bisnis mengharapkan kemungkinan yang pertama, namun peluang
untuk timbulnya kemungkinan yang kedua dan ketiga selalu terbuka. Bila dua hal
terakhir yang terjadi maka disebut dengan risiko bisnis.
Perusahaan untuk
mencapai tujuannya (mendapatkan laba), perlu melakukan aktivitas produksi yang
berakibat timbulnya biaya. Dari sisi ini terlihat bahwa di satu sisi biaya
merupakan akibat dari kegiatan produksi, sedangkan disisi lain biaya juga
berpengaruh terbalik pada keuntungan. Dengan demikian maka untuk mendapatkan
laba optimal, diperlukan juga biaya yang optimal. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka pemahaman mengenai biaya (sifat dan jenisnya) sangat diperlukan
dalam menjalankan usaha.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut maka
permasalahan yang diangkat dalam makalah ini, antara lain:
1.
Apa
yang disebut dengan Konsep Biaya?
2.
Apa
definisi dari Teori Biaya?
3.
Apa
saja Jenis-jenis dari Biaya?
4.
Bagaimana
Memperkirakan Fungsi Biaya Jangka Pendek (Short
Run Cost)?
5.
Bagaimana
Memperkirakan Fungsi Biaya Jangka Panjang (Long
Run Cost)?
6.
Apa
yang disebut Skala Ekonomi?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui Konsep Biaya.
2.
Untuk
mengetahui Teori Biaya.
3.
Untuk
mengetahui Jenis-jenis dari Biaya.
4.
Untuk
mengetahui Memperkirakan Fungsi Biaya Jangka Pendek (Short Run Cost).
5.
Untuk
mengetahui Memperkirakan Fungsi Biaya Jangka Panjang (Long Run Cost).
6.
Untuk
mengetahui Skala Ekonomi.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Biaya
Setiap
peusahaan pasti memiliki sejumlah informasi tentang biaya yang akan atau telah
menjadi tanggungan perusahaan. Informasi yang akurat mengenai biaya produk
maupun jasa merupakan hal yang penting dalam setiap tahap fungsi manajemen,
yaitu manajemen strategik, perencanaan dan pengambilan keputusan, pengendalian
manajemen dan pengendalian operasional, dan pembuatan laporan keuangan termasuk
analisis biaya. Sebelum melakukan analisis biaya, terlebih dahulu
perlu dipahami pengertian, dan beberapa konsep tentang biaya. Kalau ditinjau
dari sudut biaya, ada beberapa defenisi tentang biaya yang diuraikan
sebagai berikut :
1.
Biaya
dalam ekonomi manajerial mencerminkan efisiensi sistem produksi, sehingga
konsep biaya juga mengacu pada konsep produksi, tetapi apabila pada konsep
produksi kita membicarakan penggunaan input secara fisik dalam menghasilkan
output produksi, maka dalam konsep biaya kita menghitung penggunaan input itu
dalam nilai ekonomi yang disebut biaya.(Gaspersz, 2003)
2.
Biaya
adalah harga pokok atau bagiannya yang telah dimanfaatkan atau dikonsumsi untuk
memperoleh pendapatan. (Sunarto, 2003)
3.
Biaya
merupakan pengorbanan sacrifice yang
bertujuan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komoditi. Pengorbanan yang
tidak bertujuan disebut pemborosan dan bukan termasuk biaya. (Gani , 1990)
4.
Biaya
juga sering diartikan sebagai nilai suatu pengorbanan untuk memperoleh suatu
output tertentu. Pengorbanan itu dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun
kesempatan. Dalam analisis ekonomi nilai kesempatan (untuk memperoleh
sesuatu) yang hilang karena melakukan sesuatu kegiatan lain juga dihitung
sebagai biaya, yang disebut biaya kesempatan/opportunity cost. (Maidin, 2003)
5.
Bagi
seorang Akuntan, biaya adalah total uang yang dikeluarkan untuk memperoleh atau
menghasilkan sesuatu (Rahardja & Manurung, 2002)
Sehingga, dalam pengertian tentang biaya
tersebut di atas, ternyata terdapat 4 unsur pokok, yaitu :
· Biaya merupakan
harga pokok atau bagiannya untuk memperoleh pendapatan
· Biaya
mencerminkan efisiensi sistem produksi
· Biaya merupakan
pengorbanan untuk suatu tujuan tertentu
· Pengorbanan
dapat berupa uang, barang, tenaga, waktu maupun kesempatan
Dalam
konsep biaya, menurut Noor (2007) biaya adalah pengeluaran yang tidak dapat
dielakkan (unavoidable expenses)
dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan demikian, secara konsep, maka pengertian
biaya adalah sebagai berikut:
a.
Biaya
(cost) tidak sama dengan pengeluaran
(expenses)
b.
Biaya
(cost) harus menggambarkan kegiatan
c.
Biaya
(cost) harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan
Berdasarkan
definisi biaya sebagai cost dan
sebagai expense diatas umumya
mempunyai kesamaan makna, yaitu:
a.
Cost merupakan
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang terjadi atau
secara potensial akan terjadi dan pengorbanan tersebut untuk tujuan tetentu.
b.
Expense merupakan cost dari orang dan jasa telah menjadi
beban (expired) karena berlalunya waktu
baik secara langsung maupun tidak langsung terkait dalam proses untuk
memperoleh pendapatan.
Oleh
karena itu ketepatan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih bermutu
yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Agar
biaya dapat dibebankan dengan mudah dan akurat, maka perlu adanya penelusuran
biaya yaitu pembebanan aktual dari biaya ke objek biaya dengan menggunakan
ukuran yang dapat diamati pada konsumsi sumber daya oleh objek biaya.
Definisi tentang konsep biaya
sangat penting, karena dalam ilmu akuntansi terdapat dua istilah biaya, yaitu
biaya sebagai cost dan expense. Tentu saja kedua istilah tersebut mempunyai
pengertian yang berbeda. Dalam buku “Activity
Based Cost Sistem : Sistem Informasi Biaya Untuk Pengurangan Biaya”
definisi Biaya adalah: “Biaya (cost)
adalah kas atau nilai setra kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan
jasa yang diharapkan akan membawa manfaat sekarang atau di masa depan bagi
organisasi.” (Mulyadi, 2003:4).
Dalam buku yang sama, biaya
sebagai expense didefinisikan sebagai
berikut: “Biaya (expense) adalah kas
sumber daya yang telah atau akan dikorbankan untuk mewujudkan tujuan tertentu.
(Mulyadi, 2003:4).
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa biaya adalah sebagai sumber daya yang di ukur dengan
uang yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan biaya juga merupakan kas
sumber daya yang dikorbankan untuk memperoleh barang dan jasa dan untuk
mendapatkan manfaat sekarang atau dimasa yang akan data. Manajemen perusahaan
harus merencanakan dan mengendalikan dengan baik penentuan biaya untuk
menghasilkan manfaat saat ini dan di masa depan, maka karena informasi biaya
memberikan kerangka berpikir untuk mengelola masukan agar nilai masukan yang
dikorbankan lebih rendah dari nilai keluaran yang diperoleh oleh perusahaan.
Sehingga dapat diketahui bagaimana biaya dan kecenderungannya. Dengan memahami
biaya berarti telah mengetahui berapa biaya yang harus dikorbankan untuk
membuat suatu produk.
Dalam
biaya ada yang namanya obyek biaya, obyek
biaya adalah segala hal seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, kegiatan
dan yang lain dimana biaya-biaya diukur dan dibebankan. Misalnya, bila ingin
menentukan berapa biaya untuk membuat pisang goreng, maka obyek biaya adalah
pisang goreng. Bila ingin menentukan biaya operasi sebuah program studi dalam
sebuah Universitas maka obyek biaya adalah program studi. Bila tujuannya adalah
menentukan biaya proyek pengembangan produk maka obyek biaya adalah
proyek pengembangan produk baru. Demikian penjelesan tentang konsep dan
pengertian biaya, pemahaman mengenai biaya sangat diperlukan dalam menjalankan
usaha.
2.2 Teori Biaya
1. Pengertian Biaya
Menurut
Noor (2007) teori biaya dikembangkan berdasarkan teori produksi, yaitu
bagaimana mendapatkan formulasi input (biaya) yang paling efisien untuk
menghasilkan output (produksi) tertentu. Dengan demikian, maka teori biaya
digunakan untuk:
a.
Menentukan
tingkat output (produksi) yang optimum dengan biaya minimum.
Biaya = fungsi (Produksi)
b.
Analisis
terhadap faktor-faktor ekonomi dan teknologi yang menunjang produksi untuk
mendapatkan “teknologi yang tepat, dan yang cocok dengan kondisi perusahaan”,
dengan biaya minimum.
Untuk memahami arti biaya,
seseorang harus memahami proses yang digunakan dalam menentukan biaya. Memperbaiki
penentuan biaya akan merupakan faktor kunci dalam pengembangan dalama bidang
manajemen biaya.
Biaya adalah kas atau nilai
yang setara kas yang dikorbankan untuk produk yang diharapkan dapat membawa
keuntungan masa kini dan masa yang akan datang bagi organisasi. Disebut “setara
dengan kas” karena asset non-kas dapat ditukar dengan produk yang
diinginkan. Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat dalam bentuk
pendapatan di masa kini maupun di masa datang. Dengan demikian biaya
digunakan untuk menghasilkan manfaat pendapatan disebut beban. Oleh karenanya
Setiap periode, beban tersebut dikurangkan dari pendapatan pada laporan Laba
Rugi. Kerugian adalah biaya yang kedaluarsa tanpa menghasilkan manfaat
pendapatan pada satu periode. Misalnya Persediaan yang rusak akibat kebakaran
dan tidak diasuransikan dapat diklasifikasikan sebagai kerugian dalam Laporan
Laba Rugi. Sementara Biaya yang tidak kedaluarsa dalam suatu periode tertentu
dikelompokkan sebagai aktiva dan muncul pada Neraca. Misalnya Mesin dan
komputer adalah contoh aktiva yang berumur lebih dari satu periode. Prinsip
utama dalam pembedaan antara biaya sebagai beban atau sebagai aktiva adalah
soal penentuan waktu, yakni apakah biaya tersebut digunakan dalam satu periode
atau lebih dari satu periode.
2.
Pengertian Biaya menurut para ahli, adalah sebagai
berikut:
Menurut Supriyono (2000;16), Biaya adalah
harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang
penghasilan.
Menurut Henry Simamora (2002;36), Biaya
adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat pada saat ini atau di masa mendatang bagi
organisasi.
Menurut Mulyadi (2001;8), Biaya adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang, yang telah
terjadi, sedang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan
tertentu.
Menurut Masiyah Kholmi, Biaya
adalah pengorbanan sumber daya atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat di saat sekarang
atau di masa yang akan datang bagi perusahaan.
2.3 Jenis Biaya
1.
Menurut Realitas
(Realisasi) Pembayarannya
Berdasarkan realitas pembayarannya,
biaya dikelompokkan menjadi:
a)
Biaya
pengorbanan (Opportunity Cost)
Dalam
Alam (2013) ada beberapa pengertian opportunity
cost menurut para ahli. Antara lain:
1)
N.
Gregory Mankiw mengatakan bahwa opportunity
cost adalah segala sesuatu yang harus Anda korbankan untuk memperoleh
sesuatu.
2)
Robert
B. Ekelund, Jr. dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa opportunity cost adalah biaya dari penggunaan sumber daya ekonomi
untuk tujuan tertentu, yang diukur dalam ukuran keuntungan yang tidak jadi
didapat karena tidak memilih alternatif itu dibandingkan dengan komoditi yang
didapat sebagai gantinya karena memilih suatu alternatif.
3)
Paul
A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa keputusan memilih opportunity cost, karena memilih satu
hal dalam dunia kelangkaan berarti menyerahkan sesuatu yang lain. Biaya peluang
adalah nilai barang atau jasa yang paling berharga yang hilang.
Menurut
Noor (2007:171) opportunity cost
adalah biaya yang timbul karena mengorbankan kesempatan tertentu. Dalam
praktiknya biaya ini tidak pernah dibayarkan. Misalnya seorang pemilik
perusahaan yang bekerja untuk perusahaannya sendiri. Penggunaan lahan pertanian
yang subur digunakan untuk membangun sarana publik dan sebagainya.
Opportunity cost merupakan
penghasilan atau penghematan biaya yang dikorbankan karena dipilihnya satu
alternative tertentu, sehingga penghasilan atau penghematan tersebut perlu
diperhitungkan sebagai biaya pada alternative tertentu tersebut (Supriyono,
1999:360). Contoh : sebagian ruangan toko dapat disewakan atau digunakan
sendiri. Jika ruangan tersebut digunakan sendiri, maka hasil penyewaan yang
seharusnya diperoleh akan menjadi opportunity
cost bagi kegiatan tersebut.
b)
Biaya sebenarnya
(Real Cost)
Adalah biaya yang benar-benar dibayarkan
sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Misalnya: biaya upah dan gaji, biaya
bahan baku, biaya bahan penolong, dan sebagainya.
2.
Menurut Konsep
Pencatatan
Berdasarkan
konsep pencatatan, atau akuntansi, biaya dapat dikelompokkan menjadi:
a.
Biaya akuntansi (accouting
cost) adalah biaya yang didasarkan pada
pencatatan akuntansi, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku. Misalnya
biaya bahan baku, biaya gaji / upah, biaya komunikasi dan sebagainya. Dalam
praktiknya tidak semua biaya menurut akuntansi ini dibayarkan.
b.
Biaya ekonomis (economic
cost) adalah biaya-biaya yang benar-benra
dibayarkan sesuai dengan aktivitas yang dilakukan. Pada biaya ekonomis ini,
hamper semua dicatat, namun masih ada biaya yang tidak dibayarkan, karena
memang tidak dicatat. Misalnya seorang yang bekerja pada perusahaannya sendiri,
atau pekerja keluarga sering tidak dibayar dan juga tidak dicatat.
3. Menurut
Periode atau Waktu
Berdasarkan Periode atau Waktu,
biaya dapat dikelompokkan menjadi:
a. Biaya jangka
pendek (short run cost) adalah periode dimana
masih ada kelompok dari biaya
tetap dan biaya variable. Untuk jangka
pendek , biaya terdiri dari biaya
tetap (TFC) dan biaya variable (TVC)
TC = TFC +
TVC
ATC = AFC + AVC
ATC = AFC + AVC
b.
Biaya Jangka Panjang (long run cost) adalah periode dimana seluruh biaya berubah
(variabel). Dalam jangka panjang semua biaya adalah biaya variable (tidak ada
biaya tetap).
Cost = f (Q, W, i) → Q = Output, W = Upah dan Gaji, i = Biaya Modal
→ TC = αQβ Wτ iδ (Model Cobb - Douglas)
4. Menurut Karakteristik Jumlahnya
Berdasarkan Karakteristik Jumlahnya biaya dapat
dikelompokkan menjadi:
a.
Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yg jumlah totalnya tetap (fixed), tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya output. Pengertian biaya tetap ini hanya berlaku untuk analisis dalam
waktu yang relatif pendek. Yaitu sepanjang kapasitas produksi atau kapasitas
produksi belum berubah (Noor, 2008 :172).
Biaya tetap (fixed
cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah (konstan), terlepas dari
perubahan tingkat aktivitas dalam kisaran relevan (relevant range)
tertentu (simamora, 2002:147). Besar kecilnya biaya tetap dipengaruhi oleh
kondisi perusahaan jangka panjang, teknologi dan metode serta strategi
manajemen.
Dengan kata lain
biaya tetap adalah biaya yang didalam jarak kapasitas tertentu totalnya tetap,
meskipun volume kegiatan perusahaan berubahubah. Jarak kapasitas adalah
serangkaian tingkat volume kegiatan perusahaan yang dapat dicapai tanpa
menambah kapasitas. Contoh biaya tetap adalah biaya sewa periodik, biaya
penyusutan aktiva tetap, biaya gaji manajer.
b.
Biaya Variabel (Variabel Cost)
Menurut Garrison
dan Noreen
yang diterjemahkan oleh A.Torok
Budi Santoso (2000) menjelaskan,"Biaya variabel adalah
biaya yang berubah secara proporsi dengan perubahan aktivitas.".
Aktivitas tersebut dapat diwujudkan
dengan
berbagai bentuk seperti unit yang diproduksi, unit yang dijual, kilometer, jam kerja, dan sebagainya. Contoh yang menggambarkan biaya variable adalah biaya
bahan langsung. Biaya
bahan
langsung
yang
digunakan
selama
satu
periode
akan
bervariasi sesuai dengan tingkat
unit yang dihasilkan. Biaya variabel
merupakan biaya yang berubah sesuai perubahan output.
Ada beberapa contoh yang menunjukan bahwa biaya akan
berubah-ubah sesuai dengan produk
dan jasa
yang
dapat
dihasilkan oleh
perusahaan.
Dalam
perusahaan
dagang, biaya variabel meliputi harga pokok penjualan, komisi penjualan, dan biaya tagihan.
Biaya variable atau
total variable cost, TVC adalah biaya yang jumlahnya berubah (variabel) sesuai
dengan perubahan tingkat atau volume produksi. Contoh biaya bahan baku, biaya
energi, komisi penjualan, upah tenaga kerja (Noor, 2008 :172).
TVC= f (Q) → TVC adalah fungsi dari output
1) TVC: Total Variabel Cost → Berubah sesuai dengan
perubahan dari output
2) AVC: Variabel Cost/Unit → Tetap, sepanjang
skala/kapasitas produksi dan harga
input tidak berubah.
Penggunaan konsep
biaya tetap dan biaya variable ini sangat penting bagi perusahaan, khususnya
untuk perencanaan produksi seperti analisisi pulang pokok (Break Event point), dan perencanaan laba perusahaan t ermasuk
kebijakan memberhentikan (shut-down)
operasi.
5.
Menurut Karakteristik Satuannya
Berdasarkan karakteristik satuannya biaya
dapat dikelompokkan menjadi:
a.
Biaya total (total
cost/ TC) adalah jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk
menghasilkan output. → TC = TFC + TVC
Karena biaya variabel merupakan unsur
biaya total, maka biaya total memiliki sifat sebagaimana yang juga dimiliki
oleh biaya variabel, yakni bahwa besarnya biaya total itu berubah-ubah relatif
perubahan jumlah output yang dihasilkan. Namun, fixed cost yang juga bagian dari biaya total, nilai eksistensinya
tetap tidak berubah.
b.
Biaya rata-rata perunit output (Average Total Cost / ATC)
adalah jumlah dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah
output. Untuk mencapai keuntungan, biaya rata-rata per unit produksi ini
berguna sebagai informasi dasar untuk menentukan produksi yang paling efisien.
Perusahaan akan berproduksi pada tingkat biaya rata-rata per unit output (ATC)
yang paling rendah .
ATC = TC/Q = TFC/Q + TVC/Q → ATC = AFC + AVC
AFC : Biaya tetap rata-rata per unit (Avarage Fixed Cost)
AVC: Biaya variable rata-rata per unit (Avarage Variabel Cost)
c.
Biaya Marginal (Marginal
Cost / MC) adalah tambahan biaya yang
dikelurkan karena ada tambahan satu unit output (MCi = TCi –TCi-1)
6.
Menurut Relevansinya
Berdasarkan
relevansinya dengan pengambilan keputusan oleh manajemen, biaya dapat
dikelompokkan menjadi:
a.
Biaya Relevan
Menurut
Ahmad (2005:115), biaya relevan adalah biaya yang dapat dihindari atau biaya
yang dapat dielakan dan harus dipertimbangkan oleh setiap pengambil keputusan
dalam berbagai alternatif yang dihadapi.
Pengertian
biaya relevan menurut RA. Supriyono (2002:389), biaya relevan adalah meliputi
semua biaya yang akan terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan, karena itu
biaya tersebut harus dipertimbangkan di dalam pengambilan keputusan tertentu
tersebut.
Dari
pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa biaya relevan dimaksud adalah
semua biaya yang bisa dihindari bila menghadapi berbagai alternatif yang
dihadapi dan dapat berpengaruh dalam mengambil keputusan seorang manajer. Biaya
relevan memiliki karakteristik yakni sebagai berikut:
1)
Biaya
yang benar-benar akan terjadi dan mengingat biaya masa lalu yang tidak relevan.
2)
Biaya
harus benar-benar akan memberikan hasil berbeda jika memilih alternatif.
Biaya relevan
adalah seluruh jenis biaya dengan karakteristik seperti di atas: Total Fix Cost, Total Variable Cost, Total
Cost, Average Fix Cost, Average Variable Cost, Average Total Cost dan Marginal Cost.
b. Biaya Irrelevan
Adalah jenis biaya yang
sudah dikeluarkan perusahaan, namun tidak relevan dengan pengambilan keputusan
dalam bisnis. Biaya tidak relevan ini dikenal juga dengan istilah Sunk Cost. Sunk Cost adalah biaya yang sudah dikeluarkan perusahaan, namun
tidak relevan digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan oleh manajemen. Sunk costs adalah biaya yang terjadi di
masa lalu dimana tidak ada yang dapat mengubah apa yang telah dikeluarkan mauun
apa yang telah terjadi. Oleh karena itu, sunk
costs merupakan informasi yang tidak relevan dalam pembuatan keputusan.
2.4 Memperkirakan Fungsi Biaya Jangka pendek (Short Run Cost)
Untuk jangka
pendek biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap (TFC) dan biaya variabel
(TVC). → TC = TFC + TVC → yang perlu diperkirakan adalah TVC dan AVC.
a. Model Persamaan Regresi untuk TVC adalah: TVc = AVC
(Q)
→ Kurva
berbentuk S
→ TVC = a + bQ + c Q2 (Q) →
TVC = a + bQ + c Q2 + c Q3 → a,c > 0 dan b < 0
b. Model Persamaan Regresi untuk AVC adalah fungsi
kuadarat, karena kurva berbentuk parabola → AVC = a + bQ + c Q2 →
a,c > 0 dan b < 0
Contoh:
Berikut ini
disajikan data output (Q) dalam unit dan data biaya variabel rata-rata (AVC)
dalam ribuan rupiah dari suatu jenis indutri setelah dihilangkan pengaruh
inflasi.
Bulan ke
|
Output (000 unit)
|
AVC (Rp. 1000)
|
1.
|
30
|
36
|
2.
|
10
|
37
|
3.
|
15
|
27
|
4.
|
25
|
27
|
5.
|
40
|
45
|
6.
|
20
|
31
|
7.
|
35
|
42
|
8.
|
45
|
55
|
9.
|
50
|
62
|
Berdasarkan data
diatas didapat perkiraan koefisien regresi untuk fungsi biaya variabel
rata-rata (AVC), sebagai berikut
Dependent
Variable
|
F Ratio : 51.404
|
|
Observation : 9
|
R-square : 0,9449
|
|
Variable
|
Parameter Estimate
|
Standar Error
|
Intercept
|
44,35
|
6,170
|
Q
|
-1,44
|
0,460
|
Q2
|
+0,04
|
0,008
|
Dari
hasil perhitungan di atas didapat persamaan fungsi AVC.
AVC
= 44,35 – 1,44Q+0,04Q2
Untuk
meyakinkan, fungi diatas dilakukan tes secara statistik apakah hubungan antara
Q dengan AVC cukup signifikan secara statistik.
R2 =
0,9449 → R = 0,9720 → Perubahan AVC 97,2% dapat diterangkan oleh perubahan Q
(output). Artinya hubungan antara AVC dengan Q cukup signifika secara
statistik.
Untuk
meyakinkan, fungsi di atas dilakukan test secara statistik apakah fungsi
tersebut mengikuti sifat-sifat fungsi biaya → a,c > 0 dan b < 0
→ Test terhadap koefisien regresi fungsi
biaya
AVC = 44,35 –
1,44Q+0,04Q2
a → ta =
a/σa = (44,35)/6,17 = 7,19
b → tb =
a/σb = (– 1,44)/0,460 = -3,13
b → tb =
a/σc = (0,04)/ 0,08= 5,00
Dengan derajat
kebebasan atau Degree of Freedom (DOF
= 6) → n : jumlah variabel, atau 9 - 3 (a,b,c) dan tingkat kepercayaan, atau Confidence Interval (CI) 95% didapat : ta
= 2,447. Maka didapat a > 0, b < 0, dan c > 0 signifikan secara
statistik.
c. Fungsi Biaya Variabel Total
Model persamaan
Regresi untuk TVC adalah : TVC = AVC (Q) → Kurva berbentuk S.
→ TVC = a + bQ +
c Q2 (Q) → TVC = a + bQ + c Q2
+ c Q3
→ (a = 44,35, b
= -1,44, c = 0,04) → TVC = 44,35Q -
1,44Q2 + 0,04Q3
d. Fungsi Biaya Marginal → MC = δ/dq TC
→ MC δ/dq TVC →
MC = 44,35 – 2,88Q + 0,12Q2
AVC minimum
tercapai pada saat Q = -b/2C → b = -1,44 dan C = 0,04
→ AVC minimum
pada Q = 18
Periksa Q =
18.000 → AVC = 44,35 - 1,44(18) + 0,04(18)2
= 44,35 – 25,92 + 12,96 = 31,39
Q = 15.000 → AVC
= 44,35 - 1,44(15) + 0,04(15)2
= 44,35 – 21,60
+ 9,00 = 31,75
Q = 20.000 → AVC
= 44,35 - 1,44(20) + 0,04(20)2
= 44,35 – 28,80
+ 16,00 = 31,55
Total Cost (TC)
= TFC + TVC → TC = TFC + TVC (Q)
Q = 18.000 → TC =
TFC + 31,39 (18.000) = TFC + Rp. 565.020.000
Q = 15.000 → TC =
TFC + 31,75 (15.000) = TFC + Rp. 476.250.000
Q = 20.000 → TC =
TFC + 31,55 (20.000) = TFC + Rp. 631.000.000
e. Kurva Biaya Jangka Pendek
Kurva biaya
jangka pendek ini dapat menunjukkan karakteristik atau perilaku masing-masing
jenis biaya, yang dapat digunakan manajemen sebagai bahan pengambilan
keputusan. Seperti terlihat pada gambar berikut ini :
Dari gambar diatas dapat disimpulkan hal-hal berikut ini:
1. Kurva biaya rata-rata (ATC), adalah berbentuk U, artinya, pertama kali berproduksi, biaya rata-rata cukup tinggi, kemudian secara bertahap turun, sesuai dengan peningkatan produksi, namun sampai suatu titik, sesuai dengan penigkatan produksi, namun sampai suatu titik berhenti turunnya, kemudian naik lagi sesuai dengan kenaikan peroduksi. Titik Q* adalah tingkat optimum produksi optimal dengan biaya produksi rata-rata paling kecil (minimum).
2. Kurva biaya marginal (MC) pertama kali berproduksi berada di bawah ATC, kemudian secara bertahap naik, sesuai dengan penigkatan produksi, dan memotong ATC, pada tingkat produksi dengan ATC minimum (Q*). Selanjutnya MC berada diatas (lebih tinggi dari) ATC. Titik Q* adalah tingkat produksi optimal dengan biaya produksi rata-rata paling kecil (minimum).
Dari gambar diatas dapat disimpulkan hal-hal berikut ini:
1. Kurva biaya rata-rata (ATC), adalah berbentuk U, artinya, pertama kali berproduksi, biaya rata-rata cukup tinggi, kemudian secara bertahap turun, sesuai dengan peningkatan produksi, namun sampai suatu titik, sesuai dengan penigkatan produksi, namun sampai suatu titik berhenti turunnya, kemudian naik lagi sesuai dengan kenaikan peroduksi. Titik Q* adalah tingkat optimum produksi optimal dengan biaya produksi rata-rata paling kecil (minimum).
2. Kurva biaya marginal (MC) pertama kali berproduksi berada di bawah ATC, kemudian secara bertahap naik, sesuai dengan penigkatan produksi, dan memotong ATC, pada tingkat produksi dengan ATC minimum (Q*). Selanjutnya MC berada diatas (lebih tinggi dari) ATC. Titik Q* adalah tingkat produksi optimal dengan biaya produksi rata-rata paling kecil (minimum).
2.4 Memperkirakan Fungsi Biaya Jangka Panjang (Long Run Cost)
Dalam jangka
panjang semua biaya adalah variabel (tidak ada biaya tetap).
a. Rumus umum fungsi biaya → Cost = f (Q, W, i)
Q = Output, W =
Upah dan Gaji, I = Biaya uang atau modal (Cost
of money, or cost of fund)
b. Model persamaan regresi untuk biaya jangka panjang, yang paling
cocok adalah model Cobb – Douglas.
→ TC = αQβ Wτ iδ
Jika model di
atas digunakan sebagai model biaya jangka panjang, maka: bila harga input naik
2 X lipat, sedangkan output sama, maka TCN
= 2TC
TCN : Total cost setelah biaya input
naik
TC
: Total cost sebelum biaya input naik
TCN = αQβ (2 W)τ (2 i)δ = αQβ 2τ
Wτ 2δ iδ =
2 (τ + δ) αQβ Wτ iδ
TCN = 2 (τ + δ) TC → bila TCN =
2 TC → (τ
+ δ) = 1 → τ = 1 – δ
Sehingga fungsi
biaya jangka panjang dapat diubah menjadi:
TC = αQβ 2τ Wτ i(1-τ) → TC = αQβ 2τ
Wτ
iτ
TC = αQβ (W / i)τ i
→ TC = TC = αQβ (W / i)τ i
Syarat : α, β > 0, dan 0 < τ < 1
c. Menyusun fungsi biaya jangka panjang
Untuk menyusun
fungsi biaya jangka panjang, dibutuhkan empat variabel yaitu: TC (Total Cost), Q (Output), W (Upah tenaga kerja), dan i (biaya modal)
→ TC = K (i) + L
(w)
d. Kriteria efisiensi produksi dari fungsi produksi
jangka panjang adalah : (MPL) / (MPK) = (Wi) /
(i)
MPL = δQ / δL, sedangkan, MPK = δQ / δK, dan, Q = τ Kα Lβ
MPL = δQ / δL = δ/ δL (τ Kα Lβ)
= α δ L (α-1) Kβ = α δ Lα Kβ / L =
β (Q/L)
MPK = δQ / δK = δ/ δK (τ Kα Lβ) = α δ
K(α-1) Lβ = α δ Kα Lβ / K = α (Q/K)
(MPL)/(MPK) = β (Q/L) / α
(Q/K) = K/Q α/β Q/L = K/ αβ /L = β/α K/L
Dengan demikian,
maka kriteria efisiensi produksi jangka panjang, adalah : β/α (K/L) = W/I, atau β/α
(K/L) - W/I = 0, oleh karena itu, maka:
1.
Bila
β/α (K/L) > W/I → Sistem Produksi
adalah padat modal (capital intensive)
2.
Bila
β/α (K/L) < W/I → Sistem Produksi
adalah padat karya (labor intensive)
e. Elastisitas Total Cost (Total Cost Elasticity)
Untuk
memperkirakan fungsi TC, fungsi biaya tersebut dikonversikan kedalam fungsi
logaritma, sehingga: Log TC = log a + b
log Q + t log (w/i) + log i → agar a, b, dan t, bisa diperkirakan, maka
pada rumusan diatas secara matematika a = 1, sehingga:
Log (TC/ i) = log a + b log Q + t log (w/i) → b :
Elastisitas TC
Sehingga : b > 1 → Long Run AVC Increasing (diseconomic of scale)
b = 1 → Long Run AVC Constant (constant of scale)
b < 1 → Long Run AVC Decreasing (economic of scale)
2.6 Skala Ekonomis
Skala ekonomis adalah
rentang produksi dimana penambahan output (peningkatan volume produksi, Q)
menghasilkan biaya rata-ta per unit (ATC), yang menurun. Seperti terlihat pada
gambar berikut ini, penurunan ATC terjadi sampai sauatu titik dan kemudian naik
kembali, sebanding dengan naiknya volume produksi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Biaya
adalah pengeluaran yang tidak dapat dielakkan (unavoidable expenses) dalam melakukan suatu kegiatan. Dengan
demikian, secara konsep, maka pengertian biaya adalah sebagai berikut:
a.
Biaya
(cost) tidak sama dengan pengeluaran
(expenses)
b.
Biaya
(cost) harus menggambarkan kegiatan
c.
Biaya
(cost) harus relevan dengan kegiatan yang dilakukan
2.
Teori
biaya dikembangkan berdasarkan teori produksi, yaitu bagaimana mendapatkan
formulasi input (biaya) yang paling efisien untuk menghasilkan output
(produksi) tertentu. Dengan demikian, maka teori biaya digunakan untuk:
Menentukan
tingkat output (produksi) yang optimum dengan biaya minimum.
Biaya = fungsi (Produksi)
Analisis
terhadap faktor-faktor ekonomi dan teknologi yang menunjang produksi untuk
mendapatkan “teknologi yang tepat, dan yang cocok dengan kondisi perusahaan”,
dengan biaya minimum.
3.
Jenis
biaya dikelompokkan menjadi:
a.
Menurut
Realitas (Realisasi) Pembayarannya
1)
Biaya
pengorbanan (Opportunity Cost)
2)
Biaya
sebenarnya (Real Cost)
b.
Menurut
Konsep Pencatatan
1) Biaya akuntansi (accouting cost)
2) Biaya ekonomis (economic cost)
c.
Menurut Periode atau Waktu
1) Biaya jangka pendek (short run cost)
2) Biaya Jangka Panjang (long run cost)
d.
Menurut
Karakteristik Jumlahnya
1) Biaya Tetap
2) Biaya Variabel (Variabel Cost)
e. Menurut Karakteristik Satuannya
1) Biaya total (total
cost/ TC)
2) Biaya rata-rata perunit output (Average Total Cost / ATC)
3) Biaya Marginal (Marginal
Cost / MC)
f. Menurut Relevansinya
1)
Biaya
Relevan
2)
Biaya
Irrelevan
4.
Memperkirakan
Fungsi Biaya Jangka pendek (Short Run
Cost)
Untuk jangka
pendek biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap (TFC) dan biaya variabel
(TVC). → TC = TFC + TVC → yang perlu diperkirakan adalah TVC dan AVC.
5.
Memperkirakan
Fungsi Biaya Jangka Panjang (Long Run
Cost)
Untuk jangka
pendek biaya dapat dikelompokkan menjadi biaya tetap (TFC) dan biaya variabel
(TVC). → TC = TFC + TVC → yang perlu diperkirakan adalah TVC dan AVC.
6.
Skala
ekonomis adalah rentang produksi dimana penambahan output (peningkatan volume
produksi, Q) menghasilkan biaya rata-ta per unit (ATC) yang menurun.
Daftar Pustaka
Ahmad,
Kamaruddin. 2005. Akuntansi Manajemen.
Bandung: Alfabeta
Alam
S. 2013. Ekonomi. Jakarta: Esis
Arsyad,
Lincolin. 2008. Ekonomi Manajerial –
Ekonomi Mikro Terapan Untuk Manajemen Bisnis Edisi 4. Yogyakarta : BPFE
Garrison, Ray
H, Eric W. Noreen, 2002. Akuntansi
Manajerial. Jakarta : Salemba Empat
Hansen Don R,
Maryanne M. Mowen. (2000). Akuntansi Manajemen. Edisi Kedua.(Diterjemahkan
oleh: A. Hermawan). Penerbit Erlangga. Jakarta.
Henry
Simamora.2002. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi.
2005. Akuntansi Biaya,edisi ke-6. Yogyakarta: STIE YKPN
Noor,
Henri Faizal, 2008. Ekonomi Manjerial. RajaGrafindo Perasada. Jakarta.
Simamora, Hendri, 2002. Akuntansi Manajemen, Edisi kedua.
Yogyakarta: UPP AM YKPN.
Supriyono,
R.A. 2002. Akuntansi Biaya : Perencanaan
dan Pengendalian Biaya, Serta Pembuatan Keputusan. Yogyakarta : Liberty.
Supriyono.
2000. Akuntansi Biaya, Buku 1, edisi dua. Yogyakarta: BPFE
No comments:
Post a Comment